
Asiahoki777: Angka-angka Hoki yang Dipercaya di Budaya Asia
Pernah nggak sih, kamu penasaran kenapa di beberapa gedung pencakar langit di Hong Kong, nomor lantai tertentu seperti 13 atau 14 tiba-tiba “hilang”? Atau kenapa harga produk-produk mewah di Tiongkok sering diakhiri dengan angka 8? Jawabannya ada pada kepercayaan budaya yang dalam terhadap angka hoki. Di Asia, angka bukan sekadar simbol matematika. Mereka diyakini membawa energi, keberuntungan, dan nasib.
Nah, fenomena inilah yang sering dikaitkan dengan istilah seperti Asiahoki777. Angka 777 sendiri sudah jadul menjadi simbol keberuntungan universal, mirip dengan jackpot di mesin slot. Tapi, setiap budaya di Asia punya “kitab suci” angka hokinya sendiri-sendiri. Angka yang dianggap membawa rezeki di satu negara, bisa jadi dianggap sial di negara tetangga. Seru, kan?
Mari kita telusuri lebih dalam dunia angka penuh makna ini. Kita akan mengungkap rahasia di balik angka-angka sakral tersebut dan bagaimana kepercayaan ini masih memengaruhi kehidupan modern, mulai dari nomor plat mobil, nomor telepon, hingga strategi bisnis.
Filosofi Dasar: Yin Yang dan Bunyi Angka
Sebelum masuk ke angka spesifik, kita perlu paham dulu fondasi pemikirannya. Sejumlah kepercayaan angka hoki di Asia, khususnya di wilayah yang dipengaruhi budaya Tiongkok, berakar pada konsep Yin Yang dan permainan bunyi (homofon) dalam bahasa.
Dalam bahasa Mandarin dan Kanton, pengucapan sebuah angka sering kali mirip dengan kata-kata lain yang bermakna bagus atau jelek. Inilah yang menjadi kunci utama. Misalnya, angka 4 (四, dibaca “sì”) bunyinya mirip dengan kata “kematian” (死, dibaca “sǐ”). Karena kemiripan bunyi ini, angka 4 langsung dicap sebagai angka sial.
Sebaliknya, angka dengan bunyi yang mirip kata-kata positif seperti kekayaan, kemakmuran, atau umur panjang, langsung diangkat statusnya menjadi angka pembawa hoki.
Angka 8: Raja Segala Angka Hoki
Jika ada kontes popularitas angka hoki, angka 8 pasti jadi juaranya. Di budaya Tiongkok, angka 8 (八, dibaca “bā”) bunyinya benar-benar mirip dengan kata “kemakmuran” atau “kekayaan” (發, dibaca “fā” dalam bahasa Kanton). Makanya, angka ini jadi idola.
Buktinya ada di mana-mana:
- Olimpiade Beijing 2008: Upacara pembukaannya resmi dimulai pada tanggal 8 bulan 8 tahun 2008, tepat pukul 08:08:08 malam! Mereka memaksimalkan energi angka 8.
- Nomor Plat dan Telepon: Nomor plat mobil atau nomor telepon yang mengandung melimpah angka 8 bisa dijual dengan harga selangit, bahkan mencapai miliaran rupiah.
- Harga Produk: Lihat saja harga properti atau barang mewah. Begitu generik harga diakhiri dengan .888.
Intinya, angka 8 merupakan simbol kesuksesan finansial dan nasib mantap tingkat dewa.
Angka 9: Simbol Keabadian dan Kekaisaran
Selain 8, angka 9 (九, dibaca “jiǔ”) juga punya tempat spesial. Bunyinya mirip dengan kata “klasik” atau “abadi” (久, juga dibaca “jiǔ”). Angka 9 melambangkan kelanggengan dan keabadian.
Dulu, angka ini dikaitkan dengan Kaisar Tiongkok, yang sering disebut sebagai “naga dengan sembilan anak”. Melimpah hal yang berkaitan dengan kaisar memakai angka 9, seperti jumlah anak naga atau jumlah langkah di kuil-kuil. Jadi, selain berarti panjang umur, angka 9 juga melambangkan kekuasaan dan kemuliaan.
Angka Hoki di Budaya Lainnya
Kepercayaan terhadap angka hoki nggak cuma milik budaya Tiongkok. Negara-negara Asia lainnya punya keyakinannya sendiri.
Jepang: Keunikan Angka 7 dan 8 yang Berbeda
Manusia Jepang punya hubungan yang menggugah dengan angka. Angka 7 (七, shichi) umumnya dianggap hoki karena berkaitan dengan festival Tanabata dan tujuh dewa keberuntungan (Shichifukujin).
Tapi yang unik, angka 8 (八, hachi) di Jepang justru punya dua sisi. Di satu sisi, bentuk karakternya yang melebar ke bawah melambangkan pertumbuhan dan kemakmuran. Tapi di sisi lain, karena angka 8 bisa dibaca “ya” dalam hitungan, yang artinya “bertambah”, ia juga bisa diasosiasikan dengan penderitaan yang bertambah. Jadi, konteksnya begitu pokok.
Vietnam: Menghindari yang Cacat, Menyambut yang Mantap
Seperti di Tiongkok, individu Vietnam juga amat menghindari angka 4 (tứ) karena asociasinya dengan kematian (tử). Sebaliknya, angka 6 (lục), 8 (tám), dan 9 (cửu) teramat disukai. Angka 9, khususnya, dianggap paling beruntung karena melambangkan kepenuhan dan kekuatan.
Angka Sial: Yang Mesti Dihindari
Nggak lengkap kalau kita cuma bahas yang hoki. Berikut ini ialah angka-angka yang dianggap pembawa sial dalam budaya Asia.
Angka 4: Momok yang Nyata
Seperti sudah disinggung, angka 4 ialah angka paling dihindari. Pengaruhnya benar-benar kuat hingga disebut Tetrafobia (rasa takut terhadap angka 4).
Dampaknya nyata banget dalam kehidupan sehari-hari:
- Gedung-gedung tinggi sering kali tidak memiliki lantai 4, 14, 24, dan seterusnya. Lantai setelah 3 langsung loncat ke 5.
- Rumah sakit dan hotel teramat menghindari penomoran kamar dengan angka 4.
- Beberapa produk bahkan tidak memproduksi varian dengan jumlah 4.
Kombinasi Angka yang Rendah
Kombinasi angka juga diperhitungkan. Misalnya, angka 14 bisa dibaca “satu empat”, yang terdengar seperti “ingin mati”. Angka 24 terdengar seperti “sederhana mati”. Kombinasi-kombinasi seperti ini teramat dihindari.
Angka | Makna (Berdasarkan Bunyi) | Kategori |
---|---|---|
8 (bā) | Mirip dengan “kemakmuran” (fā) | Amat Hoki |
9 (jiǔ) | Mirip dengan “keabadian” (jiǔ) | Amat Hoki |
6 (liù) | Melambangkan kelancaran dan kehalusan | Hoki |
7 (qī) | Spiritualitas, tetapi juga bisa ambigu | Cenderung Hoki |
4 (sì) | Mirip dengan “kematian” (sǐ) | Teramat Sial |